Peristiwa Pada
Masa dark age (abad kgelapan) yang memiliki Nilai Penting untuk Diterapkan
dalam Kehidupan
Sehari-hari melalui Pembelajaran terhadap Peserta Didik.
Periode
kegelapan (dark ages) adalah masa yang terbentang selama “abad pertengahan”
(medieval), yakni masa-masa di mana masyarakat Eropa didominiasi oleh
pemerintahan dan kekuasaan agama Pada zaman feodalisme di Eropa, kekuasaan memang terpusat pada
sang raja, tetapi juga terbagi di kalangan para bangsawan di daerah-daerah.
Suksesi dalam sistem kultur monarki-aristokrasi pasti berdasarkan darah
keturunan. Berkat hubungan timbal balik antara tanah dan upeti, para bangsawan
bukan hanya kebagian kekayaan, tetapi juga kekuasaan dan kehormatan.
Pada zaman feodalisme,
loyalitas kepada raja identik dengan loyalitas kepada negara. Bukankah raja
adalah segala-galanya, kedaulatan berada di tangan raja sebagai wakil Tuhan di
dunia. Peristiwa
yang paling esensial dan penting pada masa abad pertengahan adalah peristiwa
perang salib.
Perang salib adl gerakan besar-besaran
pada abad pertengahan yg bersumber dari Kristen Eropa Barat. Gerakan ini berbentuk serangan penjajahan atas negara-negara
kaum muslimin khususnya di Timur Dekat dengan maksud
menguasainya. Gerakan ini bersumber dari kondisi pikiran sosial ekonomi dan
agama yg menguasai Eropa Barat pada abad ke-11. Tindakan itu diambil setelah
ada permintaan bantuan dari orang-orang Kristen Timur dalam melawan kaum
muslimin dengan memakai
tirai agama untuk menyatakan
keinginan dirinya agar terbukti dalam bentuk tindakan secar meluas. Kondisi
masarakat Eropa Barat menjadi penyebab terjadinya perang salib itu.
Motifnya pun sangat kompleks, baik
agama sosial politik maupun ekonomi. Faktor agama memang diaktifkan untuk
membangkitkan semangat yang
menyeluruh dan kesediaan berkorban. Namun agama bukanlah satu-satunya faktor
pembangkit perang salib. Faktor-Faktor Pendorong Perang Salib Sebab-sebab
terjadinya Perang Salib secara umum di antaranya adalah
sebagai berikut :
a.
adanya
desakan dinasti Salajiqah terhadap posisi dan kedudukan kekuasaan Bizantyium di
Syam dan Asia Kecil. Bahkan Bizantium merasa lebih
terancam setelah Salajiqah memenangkan pertempuran yg sangat menentukan di
Muzikert pada tahun 1071. Karena itu tidak heran kalau Emperor meminta bantuan
dari Eropa Barat termasuk dari Paus yg kekuasaannya cukup besar.
b.
Faktor agama
Faktor
ini cukup dominan dalam mengobarkan Perang Salib meskipun persoalan yang sebenarnya cukup kompleks. Agama
Kristen berkembang pesat di Eropa Barat terutama setelah Paus mengadakan
pembaruan. Sementara itu Kristen mendapat saingan agama-agama lain terutama
Islam yang
berjaya mengambil alih kekuasaan Bizantium di Timur yang juga menganut agama Kristen seperti Siria
Asia Kecil dan Spanyol. Spanyol adalah benteng Eropa bagian barat dan Konstantinofel
adalah benteng Eropa sebelah timur. Kedua pintu
gerbang ini telah digempur kaum muslimin sejak dinasti Bani Umayyah dilanjutkan
oleh dinasti ‘Abbasiah kemudian dinasti Saljuq. Oleh karena itu tidak heran kalau Eropa merasa gentar
menghadapi perjembangan kekuasaaan Islam yg dianggapnya sebagai pesaing.
Sementara itu pada abad ke-11 kedudukan Paus mulai diangap penting. Ia menjadi
pemimpin semua aliran Kristen baik di Barat maupun di Timur. Ia berambisi utk
menyatukan semua gereja. Pada waktu itu gereja terpecah menjadi dua gereja
Barat dan gereja Timur itu terjadi setelah Konferensi Rum pada tahun 869 M dan
Konferensi Konstantinofel pada tahun 879 M. Mereka berbeda paham tentang roh
Kudus. Paus berusaha menundukan gereja ortodok Timur tetapi pertentangan antara
gereja Barat dgn kekaisaran Bizantium menghambat niat Paus ini. Datanglah
peluang emas bagi Paus utk melaksanakan niatnya itu ketika ada permintaan
bantuan dari Bizantium utk menghadapi tekanan Salajiqah. Peluang emas ini
dimanfaatkan juga agar Paus muncul sebagai pemimpin tunggal untuk
semua rakyat masehi dalam berjuang melawan kaum muslimin dan sekaligus
bercita-cita menyatukan gereja Timur dan gereja Barat di bawah pimpinan Paus
Butros. Semuanya dilakukan dengan memakai kedok agama untuk
memerangi kaum muslimin menyelamatkan Bizantium dan mengembalikan tanah-tanah
suci di Palestina. Pada tahun 1009 gereja Al-Qiyamah dihancurkan oleh Al-Hakim
sehingga “jemaah haji” Kristen mengalami gangguan ketika melewati Asia Kecil.
Sentimen agama ini terlalu dibesar-besarkan di Eropa Barat. Seorang paderi
Patriarch Ermite menjelang perang Salib berkeliling Eropa. Dengan berpakaian
compang-camping kaki telanjang dan mengendarai keledai ia berpidato sambil
menceritakan penghinaan pemerintah Saljuq terhadap kesucian Nabi Isa. Dengan
cara ini ia berhasil mengumpulkan ribuan orang utk menyerbu Bait al-Maqdis demi
kesucian agama mereka. Karena semata-mata didorong oleh sentimen agama tanpa
organisasi dan perencanaan yg matang tentara mereka yg sebagian rakyat biasa akhirmnya
kandas di perjalanan. Begitulah sebagaimana diutarakan Dr. Shalaby dgn mengutif
karya Wells A Short History of the Midle East. Faktor ekonomi. Faktor
ini juga turut berperan dalam mendorong terjadiny Perang Salib. Ketika Eropa
Barat-terutama Prancis-melancarkan propaganda perang Salib negaranya sedang
sedang menghadapi krisis ekonomi. Karena itu sejumlah besar golongan faqir dan
kaum kriminal menyambut seruan ini bukan krn panggilan agama tetapi krn
panggilan perut. Buktinya mereka merampok serta merampas makanan dan harta
benda sesama orang Kristen dalam perjalanan menuju Konstantinopel ketika
menyerbu Bait al-Maqdis. Hal ini sebenarnya bertentangan dgn ajaran agama
mereka. Selain itu saat itu timbul “tiga besar” yg ditopang oleh pemerintahan
Italia yg memberikan bantuan terutama berupa armada laut. Pemerintah Italia
bermaksud hendak menguasai dan menduduki pelabuhan-pelabuhan timur dan selatan
Mediterania seperti pelabuhan-pelabuhan di Syam supaya perdagangan Timur dan
Barat dapat mereka kuasai.
c.
Kepentingan ekonomi ini nampak ketika tentara
Salib mengarahkan serangannya ke Mesir. Faktor sosial-politik juga memainkan
peranan yg dominan dalam konflik Perang Salib ini. Hal itu dapat dilihat dari
gejala berikut. Pertama masyarakat Eropa pada abad pertengahan terbagi
atas tiga kelompok kelompok agamawan yg terdiri dari orang-orang gereja dan
orang-orang biasa; kelompok ahli perang yg terdiri dari para bangsawan dan
penunggang kuda ; dan kelompok petani dan hamba sahaya. Dua kelompok pertama
merupakan kelompok minoritas yg secara keseluruhan merupakan institusi yg
berkuasa dipandang dari segi sosial-politik yg aristokratis sedangkan kelompok
ketiga merupakan mayoritas yg dikuasai oleh kelompok pertama dan kedua yg harus
bekerja keras terutama utk memenuhi kebtuhan kedua kelompok tersebut. Karena
itu kelompok ketiga ini secara spontan menyambut baik propaganda perang Salib.
Bagi mereka kalaupun harus mati lbh baik mati suci daripada mati kelaparan dan
hina mati sebagai hamba. Kalau bernasib baik selamat sampai ke Bait al-Maqdis
mereka mempunyai harapan baru hidup yg lbh baik daripada di negeri sendiri. Kedua
sistem masyarakat feodal selain mengakibatkan timbulnya golongan tertindas juga
menimbulkan konflik sosial yg merujuk kepada kepentingan status sosial dan ekonomi
misalnya sebagai berikut. Sebagian bangsawan Eropa bercita-cita dalam
kesempatan perang Salib ini mendapat tanah baru di Timur. Hal ini menarik
mereka krn tanah-tanah di Timur subur udaranya tidak dingin dan harapan mereka
bahwa tanah itu aman di banding dgn di Eropa yg sering terlibat peperangan satu
sama lain. Dalam proses perang Salib nanti akan nampak bahwa dorongan ini
merupakan faktor terlemah tentara Salib krn timbul persaingan bahkan konflik.
Undang-undang masyarakat feodal mengenai warisan menyebabkan sebagian generasi
muda menjadi miskin krn hak waris hanya dimiliki anak sulung. Dengan mengembara
ke Timur melalui perang Salib anak-anak muda ini berharap akan memiliki tanah
dan memperoleh kekayaan. Permusuhan yg tak kunjung padam antara pembesar-pembesar
feodal telah melahirkan pahlawan yg kerjanya hanya berperang. Kepahlawanan
dalam berperang adl kesukaan mereka. Ketika propaganda perang Salib dilancarkan
mereka bangkit hendak menunjukan kepahlawanannya. Kepahlawanan mereka selama
ini disalurkan melalui olahraga sehingga mereka kurang memperoleh kepuasan.
Besarnya kekuasaan Paus pada abad pertengahan yg nampak dari ketidakberdayaan
raja utk menolak permintaan Paus. Kalau raja menolak ia dikucilkan oleh gereja
yg mengakibatkan turunnya wibawa raja di mata rakyat. Hal ini terbukti ketika
raja Frederik II terpaksa turut berperang dgn membawa tentara yg sedikit dan
membelok ke Syam ketika ia seharusnya memberikan bantuan ke Mesir . Ia tidak
bersemangat untuk berperang. Ia menghubungi Sultan al-Malik
al-Kamil utk menerangkan posisinya bahwa ia tidak membawa misi suci . Karena
itu ia memintanya untuk menjaga rahasianya agar tidak diketahui
orang Jerman. Karena jika
Frederik II menempuh perdamaian dgn Al-Kamil maka hal itu dianggap sebagai suatu
perdamaian yg oleh Paus dianggap tidak memuaskan.
Cara membelajarkan peristiwa-peristiwa tersebut
kepada para peserta didik adalah dengan cara :
Dalam hal ini guru bisa menerapkan model
pembelajaran contextual teacher and learning. Melalui konsep ini guru bisa menerapkan model
pembelajaran melalui pendekatan Pembelajaran Konstektual. Pembelajaran konstektual merupakan konsep
belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata siswa serta
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan
kenyataan hidup sehari-hari. Dengan kata lain pembelajaran kontektual dalam
mata pelajaran sejarah berarti mengkaitkan masa lalu (peristiwa yang pernah terjadi) dengan dunia
nyata saat ini yang dihadapi siswa.
Dalam hal ini guru harus bisa mengkaitkan tentang sejarah
atau peristiwa di masa lampau yang terjadi pada masa abad pertengahan.
Guru harus mampu mengajarkan nilai kepada para peserta
didik agar para peserta didik bisa menerapkan toleransi antar sesama umat beragama.
Para sisiwa harus saling menghormati antar umat beragama yang saling bebeda.
Hal ini dilakukan agar pada masa kehidupan manusia tidak lagi terjadi perang
atau perpecahan antar umat manusia.
Komplit
BalasHapusFullApkZ
ciri ciri masyarakatnya yg hidup di zaman itu seperti apa?
BalasHapus